Rabu, 16 September 2015

Satuan Acara Penyuluhan (S.A.P) Topik : Peran Perawat Komunitas pada Klien dengan Kasus Chronic Restrictive Pulmonary Disease (CRPD) Sasaran 1. Umum : Klien dan keluarga 2. Khusus : Klien Hari/Tanggal : Rabu, 3 Juni 2015 Alokasi Waktu : 30 Menit Tempat : Klinik Luar Biasa A.Tujuan 1.Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah dilakukan penyuluhan berupa pendidikan kesehatan dengan pengkajian dan tanggung jawab dari perawat komunitas, pasien dapat memahami apa yang dialami pada dirinya berupa penyakit “Chronic Restrictive Pulmonary Disease” dapat menerima dan terus berpikir optimis menghadapi kehidupannya, sedangkan keluarga dapat terus mendukung pasien dengan segala upaya maksimal dan didampingi oleh perawat komunitas. 2.Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah diberikan penyuluhan selama 1x30 menit, diharapkan: (1)Keluarga mampu memahami kondisi penyakit pasien; (2)Keluarga mampu bekerja sama dengan perawat keluarga untuk memberikan perhatian yang maksimal untuk pasien; (3)Keluarga mampu memahami penanganan pada pasien setelah diajarkan oleh perawat keluarga; (4)Pasien merasakan perhatian yang maksimal dari keluarga dan tenaga kesehatan serta pasien dapat termotivasi untuk terus memperjuangkan keadaannya dengan terus berpikir optimis dan melakukan hal-hal yang berguna. B. Sub-Pokok Bahasan Penyuluhan 1. Definisi Chronic Restrictive Pulmonary Disease; 2. Etiologi Chronic Restrictive Pulmonary Disease; 3. Tanda dan gejala Chronic Restrictive PulmonaryDisease; 4. Dampak penyakit terhadap fungsi keluarga; 5. Pengkajian yang perlu dilakukan oleh perawat keluarga. C. Media 1. Laptop dengan slide Power Point yang berisi materi tentang senam kaki diabetes mellitus termasuk video senam kaki diabetes mellitus. 2. Alat pendukung : kursi dan meja. D. Rancangan Tempat Keterangan : = Meja Pemateri = Poster = Kursi Peserta E. Kegiatan Penyuluhan No Tahapan Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Respon Estimasi Waktu Metode 1 Pendahuluan 1. Penyuluh memberikan salam dan memperhatikan kesiapan sasaran yang ingin dicapai. 2. Menyampaikan materi pokok tentang pencegahan dan penatalaksanaan materi yang disampaikan. 3. Menyampaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai baik tujuan umum maupun tujuan khusus. Menjawab salam dan mendengarkan pemateri 5 Menit Ceramah 2 Penyampaian Materi 1. Menyebutkan definisi Diabetes Mellitus; 2. Menjelaskan komplikasi Diabetes Mellitus pada kaki; 3. Menjelaskan definisi senam kaki Diabetes Mellitus; 4. Menjelaskan manfaat senam kaki Diabetes Mellitus; 5. Menjelaskan langkah-langkah senam kaki Diabetes Mellitus; 6. Memperagakan materi yang disampaikan 7. Tanya jawab 8. Memberikan pujian atas upaya positif yang dilakukan sasaran yang ingin dicapai selama pendidikan kesehatan berlangsung. Mendengarkan penjelasan pemateri dan mengikuti instruksi dari pemateri 10 Menit Ceramah, simulasi 3 Penutup 1. Memberikan evaluasi 2. Menyimpulkan materi yang disampaikan 3. Penutup 1. Menjawab pertanyaan 2. Memberikan kesimpulan 3. Menjawab salam 5 Menit Ceramah F. Evaluasi 1. Struktur: a. Rancangan Penyuluhan telah dikonsultasikan selama 3 hari sebelumnya. b. Peralatan dan media telah dipersiapkan selama 3 hari sebelumnya. c. Pembagian tugas telah dilaksanakan. d. Kontrak tempat dan waktu penyuluhan selama 7 hari sebelumnya. e. Leaflet sudah diberikan sebelum menyampaikan materi. 2. Proses a. Minimal 80% peserta penyuluhan hadir pada pertemuan pendidikan kesehatan. b. Minimal 70% peserta aktif pada penyuluhan dan tanya jawab kegiatan. c. Masing-masing anggota kelompok pelaksana penyuluhan menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab. 3. Hasil a. Kegiatan penyuluhan berlangsung dengan rencana yang telah dirancang. b. Minimal 50% peserta yang hadir pada penyuluhan dapat menjawab pertanyaan evaluasi tentang penyuluhan yang disampaikan. Daftar pertanyaan: 1) Komplikasi apa yang dapat terjadi pada kaki penderita diabetes mellitus? 2) Apa saja manfaat dari dilakukannya senam kaki pada penderita diabetes mellitus? 3) Bagaimana langkah-langkah melakukan senam kaki pada penderita diabetes mellitus? c. Memberikan bingkisan kepada peserta yang bertanya dan bisa menjawab pertanyaan. d. Peserta penyuluhan mampu menerapkan senam kaki yang memberikan manfaat untuk pencegahan komplikasi terjadinya ulkus diabetikum pada penderita diabetes mellitus. G. Sumber 1. National Institutes of Health. (2001) Global initiative for chronic obstructive lung disease: Global strategy for the diagnosis, management, and prevention of chronic obstructive pulmonary disease. U.S. Department of Health and Human Services, NIH Publication Number 2701B. 2. 3. Andarwanti,L 2009, Pengaruh Senam Kaki Diabetes Terhadap Neuropati Sensorik pada Kaki Pasien Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Tegalrejo, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 4. Soebagio, Imam. (2011). Senam Kaki Sembuhkan Diabetes Mellitus. Diakses dari http://pakdebagio.blogspot.com/2011/04/senam-kaki-sembuhkan-diabetes-melitus.html. H. Materi (Lampiran) 1. Latar Belakang Sebagai seorang perawat keluarga, salah satu tugas adalah mendidik pasien dan keluarga untuk mencapai kebutuhan kesehatan dalam lingkup bio, psiko, sosio dan spiritual. Pada suatu kelurahan terdapat sebuah kasus yang memerlukan peranan dari perawat keluarga. Ada seorang pria berusia 59 tahun dengan masalah kesehatan yaitu Chronic Restrictive Pulmonary Disease (CRPD). Ia tinggal sendiri, tetapi memiliki dua orang anak yang telah dewasa dan tinggal tidak jauh dari rumahnya yang saling bergiliran untuk mengantarkan ia jika ada janji atau jadwal untuk check up ke klinik. Dalam kunjungannnya baru-baru ini, pasien terlihat tampak sangat lemah dan fatigue, membutuhkan upaya ekstra untuk bernafas dan kehilanggan berat badan hampir 4,5 kg dalam satu bulan terakhir. Akhir-akhir ini, ia tampak perlu dirawat di rumah sakit. Anak perempuannya mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi pernafasan ayahnya dan kebutuhan ayahnya untuk mendapatkan perawatan yang lebih dari biasanya. Disisi lain, anda mengetahui bahwa pasien dengan kondisi seperti ini dapat memburuk seiring berjalannya waktu dan biasanya akan membutuhkan bantuan ventilator ketika mereka tidak dapat lagi bernafas dengan adekuat secara mandiri. Strategi yang ditekankan pada kasus ini adalah bagaimana peran perawat keluarga dapat memberikan pengkajian dalam konteks sistem nilai bagi pasien dan keluarganya serta menunjukkan tanggung jawab legal sebagai seorang perawat keluarga. 2. Definisi Chronic Restrictive Pulmonary Disease atau disebut Chronic Obstructive Pulmonary Disease adalah sebuah penyakit yang dikarakteristikan dengan keterbatasan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel. Pengertian terbaru dari COPD berasal dari the Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (National Institutes of Health (NIH), 2001). Menurut Tabrani Rab (2010) COPD merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan batuk produktif dan dispnea karna terjadinya terjadinya obstruksi saluran nafas, sekalipun penyakit ini bersifat kronis dan merupakan gabungan dari emfisema, bronkiolitis kronik, maupun asma, tetapi dalam keadaan tertentu terjadi perburukan dari fungsi pernapasan. Dalam beberapa keadaan perubahan dari COPD ini dapat menyebabkan terjadinya kegagalan pernapasan. 3. Etiologi Penyebab dari penyakit ini belum pasti diketahui. Tapi faktor resiko timbulnya penyakit ini adalah: a. Merokok b. Polusi udara c. Infeksi paru berulang d. Defisiensi anti oksidan e. Umur 4. Tanda dan Gejala a. Kelemahan badan b. Batuk c. Sesak napas d. Sesak napas saat beraktivitas dan napas berbunyi (mengi atau wheezing) e. Ekspirasi yang memanjang f. Barrel chest pada penyakit lanjut g. Penggunaan otot bantu pernapasan h. Suara napas melemah i. Edema kaki 5. Dampak Penyakit Terhadap Fungsi Keluarga a. Fungsi biologis Dalam memenuhi kebutuhan biologis, keluarga tidak berfungsi secara maksimal karena anggota keluarganya yang menderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik yang membutuhkan perhatian untuk memenuhi kebutuhanya. b. Fungsi psikologis Penyakit Paru Obstruktif Kronik ini sangat mempengaruhi terhadap psikologis penderita atau keluarga karena akan menimbulkan kecemasan. Apalagi setelah tahu bahwa penyakit tersebut akan menimbulkan komplikasi yang lebih parah.. c. Fungsi sosial Keadaan sakit mengakibatkan aktivitas seseorang menjadi terbatas salah satunya dalam bersosialisai dan berinteraksi baik di dalam maupun dengan masyarakat luar sekitarnya. Kunjngan pada acara-acara tertentu seperti pengajian pun jadi terganggu. d. Fungsi pendidikan Fungsi pendidikan seperti penanaman akhlak yang baik, pengetahuan dan keterampilan sehubungan dengan fungsi lainnya akan terganggu. e. Fungsi ekonomi Salah satu unsur untuk meningkatkan kesehatan yaitu dengan cara melakukan pengobatan, untuk itu biaya yang diperlukan keluarga menjadi lebih besar sehubungan dengan adanya anggota keluarga yang sakit. 6. Pengkajian a. Identifikasi masalah emosional 1) Pertanyaan tahap I a) Apakah klien mengalami sukar tidur? b) Apakah klien sering merasa gelisah? c) Apakah klien sering murung atau menangis sendiri? d) Apakah sering was-was atau kuatir? 2) Lanjutkan tahap 2, jika lebih atau sama dengan satu jawab “ya”. Pertanyaan tahap 2 a) Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari satu kali dalamsatu bulan? b) Ada masalah atau banyak pikiran? c) Ada gangguan/masalah dengan keluarga lain? d) Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter ? e) Cenderung mengurung diri ? Bila lebih atau sama dengan 1 jawaban “ya”, Masalah emosional klien positif (+). b. Pengkajian fungsional klien 1) Katz Indeks a) Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB, BAK), menggunakan pakaian, pergi toilet, berpindah dan mandi. b) Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi di atas. c) Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain. d) Mandiri kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi yang lain. e) Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan satu fungsi yang lain. f) Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain. g) Ketergantungan untuk semua fungsi diatas. h) Lain-lain. Keterangan : Mandiri berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang lain. Seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskpun ia dianggap mampu. 2) Barthel Indeks Tabel 1.1. Barthel Indeks No Kriteria Dengan Bantuan Mandiri Keterangan 1 2 3 4 5 1 Makan 5 Frekuensi: Jumlah: Jenis: 2 Minum 5 Frekuensi: Jumlah: Jenis: 3 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, sebaliknya 5-10 4 Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi) 0 Frekuensi 5 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, menyiram) 5 6 Mandi 5 Frekuensi 7 Jalan kepermukaan datar 0 8 Naik turun tangga 5 9 Mengenakan pakaian 5 10 Kontrol bowel (BAB) 5 Frekuensi: Konsistensi: 11 Kontrol bladder (BAK) 5 Frekuensi: Warna: 12 Olahraga/latihan 5 Jenis: Rekreasi/pemanfaatan waktu luang 5 Jenis: Frekuensi: Jumlah Keterangan : • 130 : mandiri • 65-125 : ketergantungan sebagian • 60 : ketergantungan total 3) Aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan mini mental status exam (MMSE) Tabel 1.2. MMSE No Aspek kognitif Nilai maksimal Nilai klien Kriteria 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 Orientasi Orientasi Registrasi Perhatian dan kalkulasi Mengingat Bahasa 5 3 3 5 3 9 Menyebutkan dngan benar ? o Tahun o Musim o Tangal o Hari o Bulan Dimana kita sekarang berada ? o Negara o Propinsi o Kota o RT o RW Sebutkan nama tiga objek (pemeriksa) satu detik untuk mengatakan masing-masing objek. Kemudian tanyakan kepada klien ketiga objek tadi (sebutkan) o Kursi o Meja o Pintu Minta klien untuk memulai dari angka 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5 tingkat o 93 o 86 o 79 o 72 o 65 Minta klien untuk mengulangi ketiga objek pada no 2 tadi. Tunjukan pada klien suatu benda dan tanyakan namanya pada klien o Buku o Jam tangan Minta klien untuk mengulang kata berikut : “tak ada jika, dan atau tetapi” o Pertanyaan benar dua buah: tak ada tetapi Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri atas tiga langkah “ambil kertas ditangan anda, lipat dua dan taruh dilantai”. o Ambil kertas ditangan anda o Lipat dua o Taruh dilantai Perintahkan klien untuk hal berikut o “tutup mata anda” Perintahkan pada klien untuk menulis satu kalimat dan menyalin gambar o Tulis satu kalimat o Menyalin gambar Jumlah Keterangan : • >23 : aspek kognitif dari fungsi mental baik • 18-22 : kerusaka • n aspek mental ringan • ≤ : terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat 4) Pengkajian status mental a) Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan short portable mental status questioner (SPSMQ) Tabel 1.3. SPSMQ Benar Salah No Pertanyaan 1 2 3 4 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 Tanggal berapa hari ini ? Hari apa sekarang ? Apa nama tempat ini ? Dimana alamat anda ? Berapa umur anda ? Kapan anda lahir ? (minimal tahun) Siapa presiden Indonesia sekarang ? Siapa presiden sebelumnya ? Siapa nama ibu anda ? Kurangi 3 dari 20 ? Keterangan : • Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh • Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan • Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang • Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat b) Pengkajian keseimbangan untuk klien lansia (adaptasi dan dimodifikasi dari Tinneti, ME, Ginter, dan SF, 1998). Pengkajian keseimbangan dinilai dari dua komponen utama dalam bergerak, dari dua komponen tersebut dibagi lagi dalam beberapa gerakan yang perlu diobservasi oleh perawat. Kedua komponen tersebut adalah : • Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan dari kondisi dibawah ini : Beri nilai nol jika klien tidak menunjukan kondisi dibawah ini atau beri nilai satu jika klien menunjukan salah satu.  Bangun dari kursi (dimasukan dalam analisa)*  Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi mendorong tubuhnya keatas dengan tangan atau bergerak kebagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada saat berdiri pertama kali.  Duduk ke kursi (dimasukan dalam analisa)*  Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi. Keterangan : (*) kursi yang keras dan tanpa lengan.  Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa mendorong sternum dengan perlahan-lahan sebanyak tiga kali)  Klien menggerakan kaki, memegang objek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisinya. Beri nilai satu jika klien menunjukan kondisi diatas dan beri nilali nol jika klien tidak menunjukan kondisi tersebut. Mata tertutup : Sama seperti diatas (periksa kepercayaan pasien tentang input penglihatan untuk keseimbangan). Beri nilai satu jika klien menunjukan kondisi diatas dan beri nilai nol jika klien tidak menunjukan kondisi tersebut.  Pemutaran leher  Menggerakan kaki, memegang objek untuk dukungan ; kaki tidak menyentuh sisinya, keluhan pertigo, pusing atau keadan tidak stabil. Beri nilai satu jika klien tidak menunjukan kondisi diatas dan beri nilai nol jika klien tidak menunjukan kondisi tersebut.  Gerakan menggapai sesuatu  Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi seoenuhnya sementara berdiri pada ujung-ujung jari kaki, tidak stabil, memegang sesuatu untuk dukungan. Beri nilai satu jika klien menunjukan kondisi diatas dan beri nilai nol jika klien tidak menunjukan kondisi tersebut.  Membungkuk  Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-objek kecil (misal, pulpen dari lantai, memegang objek untuk bisa berdiri lagi, memerlukan usaha-usaha untuk bangun). Beri nilai satu jika klien menunjukan kondisi diatas dan beri nilai nol jika klien tidak menunjukan kondisi tersebut. • Komponen gaya berjalan atau gerakan Beri nilai nol jika klien tidak menunjukan kondisi di bawah ini atau beri nilai satu jika klien menunjukan salah satu dari kondisi di bawah ini :  Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan, ragu-ragu, tersandung, memegang objek untuk dukungan.  Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki saat melangkah).  Kaki tidak naikm dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi (lebih dari 5cm).  Kontinuitas langkah kaki (lebih baik diobsrvasi dari samping klien)  Setelah langkah-langkah awal, langkah menjadi tidak konsisten, memulai mengangkat kaki sementara kaki yang lain menyentuh lantai.  Kesimetrisan langkah (lenih baik diobservasi dari samping klien)  Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi lain.  Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi dari belakang klien)  Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi lain.  Berbalik  Berhenti sebelu mulai berbalik, jalan sempoyongan, bergoyang, memegang objek untuk dukungan. Interpretasi hasil : Jumlahkan semua nilai yang diperoleh klien, yang dapat diinterpretasikan sebagai berikut : 0-5 : resiko jatuh rendah 6-10 : resiko jatuh sedang 11-15 : resiko jatuh tinggi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar