Senin, 27 April 2015
pemeriksaan Dx HIperparatiroid (nurse Untan)
hyperparatiroid pemeriksaan penunjang
1. PTH darah (peningkatan pada hiperparatiroid, penurunan pada hipoparatiroid) Kadar normal: 10-55 pg/mL
2. Kadar fosfat darah (penurunan pada hiperparatiroid) Kadar normal: 2.5-4.5 mg/dL (dewasa); 3.4-6.2 mg/dL (anak-anak)
3. Kadar 1,25 DHC (Kadar normal: 18-62 ng/mL)
4. Hormon PTHrP (Parathyroid Hormon-Related Protein)
(jika diduga ada keganasan, biasanya dari carcinoma mammae atau oat cell tumor paru-paru; merupakan stimulan osteoklas yang poten; biasa disintesis di otak, kelenjar mammae, sel endotel, dan lain-lain; mengatur distribusi kalsium transplasental)
Kadar normal: <2.5pmol/L
5. Kadar Ca dan P urin 24 jam(Ca: 0-300 mg/24 jam), P: 0.9-1.3 g/24 jam (sekresi kalsium akan menurun, tetapi sekresi fosfat meningkat)
6. Kreatinin dan albumin serum (untuk menilai fungsi ginjal) Kadar normal: kreatinin 0.6-1.5 mg/dL, albumin serum 3.5-5 mg/dL
7. EKG (interval QT akan memendek pada hiperparatiroid)
8. USG dan CT scan paratiroid
9. USG dan CT scan ginjal
10. Foto toraks dan abdomen (untuk mengetahui kalsifikasi ektopik ginjal, paru-paru, maupun gaster)
11. DEXA bone scan (Normal: DMT antara +1 dan –1 rata rata dewasa muda)
Osteopenia: DMT antara –1 sampai –2,5
Osteoporosis: DMT < – 2,5
Osteoporosis berat : DMT < -2,5 disertai fraktur
12. Osteocalcin (untuk mengetahui pembentukan tulang, osteocalcin merupakan protein yang dibentuk oleh osteoblas untuk membentuk matriks tulang)
Normal values for NMID osteocalcin (ng/mL) were the following according to age and gender: 24–70 in men aged 18–30, 14–42 in men aged 30–50, 14–46 in men older than 50, 11–43 in premenopausal women and 15–46 in postmenopausal women.
13. β-CrossLaps (indikator penghancuran tulang, merupakan hasil degradasi kolagen tipe I yang terdapat dalam tulang) Kadar normal: <0.6 ng/mL
Pemeriksaan diagnostic pada kelenjar paratiroid
1. Percobaan Sulkowitchs
Dilakukan untuk memeriksa perubahan jumlah kalsium dalam urine, sehingga dapat diketahui aktivitas kelenjar paratiroid. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Reagens Sulkowitch. Bila pada percobaan tidak terdapat endapan maka kadar kalsium plasma diperkirakan antara 5 mg/dl. Endapan sedikit (fine white cloud) menunjukkan kadar kalsium darah normal (6ml/dl). Bila endapan banyak, kadar kalsium tinggi.
Persiapan
urine 24 jam ditampung
makanan rendah kalsium 2 hari berturut-turut
Pelaksanaan
masukan urine 3 ml ke dalam tabung (2 tabung
kedalam tabung pertama dimasukkan reagens sulkowitch 3 ml, tabung kedua hanya sebagai control
Pembacaan hasil secara kwantitatif :
Negative (-) : tidak terjadi kekeruhan
Positif(+) : terjadi kekeruhan yang halus
Positif(++) : kekeruhan sedang
Positif(+++) : kekeruhan banyak timbul dalam waktu kurang dari 20 detik
2. Percobaan Ellword-Howard
Percobaan didasarkan pada dieresis pospor yang dipengaruhi oleh parathormon
Cara Pemeriksaan
Klien disuntik dengan perathormon melalui intravena kemudian urine ditampung dan diukur kadar pospornya. Pada hipoparatiroid, dieresis pospor bisa mencapai 5-6 kali nilai normal hiperparatiroid, dieresis pospornya tidak banyak berubah.
3. Percobaan Kalsium Intravena
Percobaan ini didasarkan pada anggapan bahwa bertambahnya kadar serum kalsium akan menekan pembentukan parathormon. Normal bila pospor serum meningkat dan pospor dieresis berkurang. Pada hiperparatiroid, pospor serum dan pospor dieresis tidak banyak berubah. Pada hipoparatiroid pospor serum hamper tidak mengalami perubahan tetapi pospor dieresis meningkat.
4. Pemeriksaan Radiologi
Persiapan khusus tidak ada. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya kalsifikasi tulang, penipisan dan osteoporosis. Pada hipotiroid, dapat dijumpai kalsifikasi bilateral pada dasar tengkorak. Densitas tulang bisa normal atau meningkat. Pada hipertiroid, tulang menipis, membentuk kista dalam tulang serta tuberculae pada tulang.
5. Pemeriksaan Elektrokardiogram (ECG)
Persiapan khusus tidak ada. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelainan gambaran EKG akibat perubahan kadar kalsium serum terhadap otot jantung. Pada hiperparatiroid, akan dijumpai gelombang Q-T yang memanjang sedangkan pada hiperparatiroid interval Q-T mungkin normal.
6. Pemeriksaan Elektromiogram (EMG)
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan kontraksi otot akibat perubahan kadar kalsium serum. Persiapan khusus tidak ada.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar