Sabtu, 18 April 2015
review jurnal ( efektifitas buah belimbing terhadap penurunan TD padapenderita hipertensi)
Efektifitas Buah Belimbing Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Sumolepen Kelurahan Balongsari Kota Mojokerto
REVIEW JURNAL ILMIAH
UNTUK KAJIAN PENELITIAN YANG RELEVAN
NamaPengutip: Kelompok
Hari/Tgl Pengarsipan: 2015
No ASPEK JURNAL SUBSTANSI/ ISI JURNAL DIKUTIP
1 Judul /title: Efektifitas Buah Belimbing Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Sumolepen Kelurahan Balongsari Kota Mojokerto
2 Nama penulis : Putri Indah Dwipayanti, S.Kep.Ns
3 Nama, edisi, halaman jurnal : Jurnal Keperawatan ,januari 2011-desember 2011,vol 01 /nomor 01
Sumber/bentuk http:
4 Setting penelitian
A. Tempat penelitian : Penelitian dilaksanakan di
setelah pengambilan sampel di Puskesmas Balongsari kota Mojokerto
B. Waktu penelitian : Waktu yang diperlukan dalam penelitian ini adalah selama 11 bulan.
C. Subyek penelitian : Populasi target pada penelitian ini adalah pasien penderita hipertensi primer sebanyak 172 orang di Puskesmas Balongsari Mojokerto tahun 2009. Tetapi populasi terjangkau dalam penelitian ini penderita yang rutin memeriksakan penyakit nya di Puskesmas sebanyak 43 orang.
5 Kerangkapikir :
1. Hipertensi sering dijumpai pada orang dewasa dan merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi di masyarakat.
2. Hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan melainkan hanya dapat dikontrol, untuk itu diperlukan ketlatenan dan biaya yang cukup mahal. Dalam mengontrol hipertensi kita dapat memanfaatkan pengobatan secara farmakologis dengan menggunakan obat-obatan sintetis yang belakangan ini cenderung mengalami hambatan karena daya beli masyarakat yang semakin menurun, sehingga kita dapat memanfaatkan pengobatan secara non farmakologis dengan obat alternatif berbahan baku buah belimbing yang bisa dijangkau dari segi materiil (Lastri, 2009).
3. darah yang meningkat bisa berpengaruh pada pembuluh darah jantung. Bila berlangsung lama akan terjadi gagal jantung yang disusul dengan sesak nafas, akibat yang lebih serius lagi adalah terjadinya stroke dan kematian karena aliran darah tidak lancar, sehingga suplai oksigen yang dibawa oleh sel-sel darah merah menjadi terlambat.
4. Mengingat tanaman ini sering kita jumpai di lingkungan kita dan mempunyai manfaat yang besar pula, sehingga diharapkan dengan melakukan pengobatan hipertensi secara non farmakologis (buah belimbing), tekanan darah pada penderita bisa menurun.
5. Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk menganalisa efektifitas buah belimbing terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi, sedangkan untuk tujuan khususnya meliputi (1) Mengidentifikasi tekanan darah penderita hipertensi sebelum diberikan terapi buah belimbing, (2) Mengidentifikasi tekanan darah penderita hipertensi sesudah diberikan terapi buah belimbing (3) Menganalisa efektifitas buah belimbing terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.
6 Metodologi penelitian
A. Jenis/ pendekatan : Kualitatif
B. Metode sampling : Mengambil 30 responden untuk dijadikan sampel penelitian.
C. Metode pengumpulan data Mengumpulkan data dengan cara pemberian terapi buah belimbing dilakukan selama 3 hari berturut-turut dengan frekuensi 2X dalam sehari. Setelah proses pemberian terapi buah belimbing dilakukan, tepatnya hari ke 3, peneliti kembali mengukur tekanan darah.
D. Metode analisis data : Data dari pengukuran hasil tekanan darah diperoleh melalui observasi. Data tersebut dicatat, ditabulasi, dan dikelompokan sesuai dengan variable yang diteliti. hasilnya disajikan secara deskriptif dalam bentuk table.
7 Teori yang digunakan : 1. Hipertensi sering dijumpai pada orang dewasa dan merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi di masyarakat. Banyak orang yang menderita penyakit tersebut, tetapi tidak menyadarinya. Penyakit ini berjalan terus menerus seumur hidup dan sering tanpa adanya keluhan yang khas selama belum ada komplikasi pada organ tubuh. Sehingga tidaklah mengherankan bila hipertensi dijuluki sebagai pembunuh diam-diam (the silent killer). Hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan melainkan hanya dapat dikontrol, untuk itu diperlukan ketlatenan dan biaya yang cukup mahal. Dalam mengontrol hipertensi kita dapat memanfaatkan pengobatan secara farmakologis dengan menggunakan obat-obatan sintetis yang belakangan ini cenderung mengalami hambatan karena daya beli masyarakat yang semakin menurun, sehingga kita dapat memanfaatkan pengobatan secara non farmakologis dengan obat alternatif berbahan baku buah belimbing yang bisa dijangkau dari segi materiil (Lastri, 2009).
2. Menurut AHA (American Heart Association) di Amerika, tekanan darah tinggi ditemukan dari setiap tiga orang atau 65 juta orang dan 28% atau 59 juta orang mengidap prehipertensi. Semua orangyang mengidap hipertensi hanya satu pertiganya yang mengetahui keadaannya dan hanya 61% medikasi. Dari penderita yang mendapat medikasi hanya satu pertiga mencapai target darah yang optimal atau normal (Artikel Kesehatan, 2009).
3. Faktor yang berpengaruh memicu terjadinya hipertensi diantaranya adalah faktor genetik, jenis kelamin, umur, obesitas, dan konsumsi garam serta alkohol
(Beevers, D. G, 2000).
4. Tekanan darah yang meningkat bisa berpengaruh pada pembuluh darah jantung. Bila berlangsung lama akan terjadi gagal jantung yang disusul dengan sesak nafas, akibat yang lebih serius lagi adalah terjadinya stroke dan kematian karena aliran darah tidak lancar, sehingga suplai oksigen yang dibawa oleh sel-sel darah merah menjadi terlambat. Melihat kompleksnya permasalahan hipertensi dan adanya hambatan pengobatan hipertensi secara farmakologis akibat daya beli masyarakat yang semakin menurun dan mempunyai harga yang cukup mahal, sehingga antisipasi dari permasalahan tersebut perlu diberikan terobosan baru kepada masyarakat, bahwasannya pengobatan non farmakologis (buah belimbing) dapat menjadi pilihan alternatif yang bagus, baik dari segi ekonomis maupun manfaatnya (Lastri, 2009).
5. Buah belimbing mempunyai kadar potasium (kalium) yang tinggi dengan natrium yang rendah sebagai obat hipertensi yang tepat. Sehingga, diharapkan dengan mengkonsumsi buah belimbing muda dalam jumlah tertentu (3 buah) dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi . Soedarya (2009) Di Indonesia belum ada data nasional, namun pada studi INA-MONICA (Multinational Monitoring of Trends and Determinants In Cardiovascular Disease) 2000 di daerah perkotaan Jakarta memperlihatkan kasus hipertensi derajat II (berdasarkan JNC II) adalah sebesar 20,9% dan di daerah Lido pedesaan kecamatan Cijeruk sebesar 16,9%. Hanya 13,3% penderita di daerah perkotaan dan 4,2% penderita di daerah pedesaan yang menjalani pengobatan (Yudini, 2006).
8 Hasil/temuan penelitian : 1. Table 1 (hasil uji penderita hipertensi sebelum diberikan terapi buah belimbing) menunjukkan bahwa dari 30 responden didapatkan nilai rata-rata MAP sebelum diberikan terapi buah belimbing adalah sebesar 126,44 mmHg.
2. Table 2 (hasil uji penderita hipertensi setelah diberikan terapi buah belimbing) menunjukkan bahwa dari 30 responden telah didapatkan nilai rata-rata MAP setelah diberikan terapi buah belimbing adalah sebesar 112,78 mmHg.
3. Table 3 (Analisa Efektifitas Buah Belimbing Terhadap Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi) menunjukan bahwa dari 30 responden telah didapatkan hasil rata-rata dari MAP sebelum diberikan terapi buah belimbing sebesar 126,45 mmHg, sedangkan hasil rata-rata MAP setelah diberikan terapi buah belimbing sebesar 112,78 mmHg. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa adanya penurunan nilai rata-rata MAP antara pre test dan post test sebesar 13,67 mmHg disebabkan karena responden telah diberikan terapi buah belimbing.
4. Dari hasil uji statistik Paired t Test diatas didapatkan nilai signifikansi (2-tailed) sebesar 0,000. Oleh karena nilai p value<0,05 berarti H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat dinyatakan bahwa buah belimbing efektif untuk penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi
9 Pembahasan/Diskusi 1. Analisa Tekanan Darah Penderita Hipertensi Sebelum Diberikan Terapi Buah Belimbing
a) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, data menunjukkan bahwa tekanan darah pada tiap-tiap responden bervariasi. Data menunjukkan nilai rata-rata MAP pre test (sebelum diberikan terapi buah belimbing) sebesar 126,45 mmHg. Variasi nilai tekanan darah tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor usia, jenis kelamin, kegemukan (obesitas), faktor riwayat keluarga, kebiasaan/pola hidup (konsumsi garam, merokok, konsumsi alcohol, dan olahraga) serta stress (Beevers. D, 2000).
b) Dari faktor usia telah didapatkan data pada gambar 4.2 bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 17 orang (56,7%) berumur antara 51-55 tahun. Tekanan darah akan semakin meningkat dengan bertambahnya usia. Hal ini sering disebabkan oleh karena perubahan alamiah dari dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah, dan hormon (Beevers. D, 2000).
c) Dari gambar 4.1 telah ditunjukkan bahwa hampir seluruh jenis kelamin responden atau sebesar 23 orang (76,7%) berjenis kelamin perempuan. Hal ini telah dijelaskan oleh Beevers D (2000), bahwa perbandingan antara pria dan wanita, ternyata wanita lebih banyak menderita hipertensi.
d) Dari gambar 4.3 didapatkan bahwa hampir setengah responden atau sebesar 13 orang (43,3%) berpendidikan SD. Tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuannya.
e) Sedangkan dari gambar 4.4 didapatkan bahwa hanpir seluruh responden yaitu sebesar 24 orang (80%) tidak bekerja. Dalam hal ini, bekerja sama halnya dengan beraktivitas atau dapat pula dikatakan sebagai olahraga.
f) Selain faktor tersebut, terjadinya peningkatan tekanan darah juga disebabkan oleh karena responden dalam penelitian ini masih belum mencoba menurunkan tekanan darahnya dengan cara alamiah atau non farmakologis yang dalam hal ini adalah buah belimbing.
2. Analisa Efektifitas Buah Belimbing Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi
a) Dari hasil penelitian telah didapatkan hasil nilai rata-rata MAP post test (setelah diberikan terapi buah belimbing) sebesar 112,78 mmHg. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan uji statistik Paired t Test yang diperoleh hasil nilai signifikansi (2-tailed) 0,000 yang berarti bahwa buah belimbing efektif untuk penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Sumolepen Kelurahan Balongsari Kota Mojokerto.
b) Pada dasarnya buah belimbing mengandung kadar kalium yang tinggi serta natrium yang rendah sebagai obat anti hipertensi.
c) Terjadinya penurunan tekanan darah responden disebabkan oleh karena kandungan buah belimbing yang kaya akan kalium dan rendah natrium.
d) Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa fakta adanya penurunan nilai rata-rata MAP post test penderita hipertensi (responden) telah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa buah belimbing dapat dimanfaatkan untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Sehingga terjadinya penurunan rata-rata sistolik dan distolik ini terjadi oleh karena responden telah diberikan terapi buah belimbing, dan keadaan ini menunjukkan bahwa pemberian terapi buah belimbing efektif untuk menurunkan tekanan darah responden yang menderita hipertensi.
10 Kesimpulan KESIMPULAN
1. Tekanan darah pada penderita hipertensi sebelum diberikan terapi buah belimbing didapatkan nilai rata-rata MAP sebesar 126,45 mmHg.
2. Tekanan darah pada penderita hipertesni setelah diberikan terapi buah belimbing didapatkan nilai rata-rata MAP sebesar 112,78 mmHg.
3. Berdasarkan hasil Uji Paired t Test disimpulkan bahwa buah belimbing efektif untuk penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Sumolepen Kelurahan Balongsari Kota Mojokerto
11 Kekurangan Kekurangan :
Pada hasil penelitian tidak dimasukkan jenis kelamin, umur, pendidikan dan pekerjaan di tabel. Hanya hasil tekanan darah pre test dan post test saja yang dimasukkan kedalam tabel penelitian padahal dijelaskan dipembahasan bahwa jenis kelamin, umur, pendidikan, dan juga pekerjaan dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah.
12 Kelebihan Kelebihan :
Penelitian ini sangat bermanfaat karena memanfaatkan tanaman yang cukup ekonomis untuk dijadikan obat non farmakologis sebagai ganti dari obat farmakologis yang mana dijelaskan dalam jurnal “Melihat kompleksnya permasalahan hipertensi dan adanya hambatan pengobatan hipertensi secara farmakologis akibat daya beli masyarakat yang semakin menurun dan mempunyai harga yang cukup mahal, sehingga antisipasi dari permasalahan tersebut perlu diberikan terobosan baru kepada masyarakat, bahwasannya pengobatan non farmakologis (buah belimbing) dapat menjadi pilihan alternatif yang bagus, baik dari segi ekonomis maupun manfaatnya (Lastri, 2009).” dan dalam penelitian ini dijelaskan uji statistik yang digunakan secara detail seperti nilai p untuk menetukan data yang didapatkan normal atau tidak sehingga bisa dipilih uji statistik yang tepat digunakan.
12 Saran & rekomendasi
A. Saran : Perlu dilakukan penelitian ulang yang lebih teliti dengan menambahkan factor ex nya seperti umur, jenis kelamin , pekerjaan
B. Rekomendasi : -
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar