Sabtu, 18 April 2015

SAP DBD

SATUAN ACARA PENYULUHAN DBD Bidang Studi : Penyuluhan Komunitas Topik : DBD Subtopik : Pencegahan DBD bagi kesehatan masyarakat dan Lingkungan Sasaran A. Penyuluhan : Orang Tua (Para Ibu) B. Pencegahan : Masyarakat Gang Jam : 16.00-16.30 Hari/Tanggal : 12 Juni 2014 Waktu : 20 menit Tempat : Ruang Pertemuan Puskesmas Kelurahan TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM a. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan masyarakat komplek dapat mengerti tentang pengertian, gejala-gejala DBD, faktor resiko DBD, penyebab DBD, penanganan DBD, dan cara pencegahan penyakit DBD sehingga klien dapat menanggulanginya. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan Orang Tua (Para Ibu) masyarakat komplek akan dapat menjelaskan tentang: 1. Pengertian DBD 2.Penyebab 3.Tanda dan gejala DBD 4. Faktor Resiko DBD 5.Ciri-ciri DBD 6.Komplikasi DBD (perdarahan/ trombositopenia).... 7. Cara pencegahan penyakit DBD 8.Penanganan DBD MATERI Terlampir MEDIA 1. Materi SAP 2.Lembar Balik 3. Leaflet METODE 1. Ceramah 2. Diskusi KEGIATAN PEMBELAJARAN No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta 1 2 menit Pembukaan : 1. - Memberi salam 2. - Menjelaskan tujuan penyuluhan 3. - Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan disampaikan Menjawab salam Mendengarkan dan memperhatikan 2 10 menit Pelaksanaan : - Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan dan teratur. Materi : Pengertian DBD 2. Tanda dan gejala DBD 3. Faktor Resiko DBD 4. Cara pencegahan penyakit DBD 5. Penanganan DBD 1. Menyimak dan memperhatikan 3 5 menit Evaluasi - Menyimpulkan inti penyuluhan - Menyampaikan secara singkat materi penyuluhan - memberi kesempatan kepada responden untuk bertanya - memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab pertantanyaan yang dilontarkan Menyimak, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dari pemateri serta menyimpulkan materi yang dipahami. 4 2 menit Penutup - menyimpulkan materi yang telah disampaikan - menyampaikan terima kasih atas perhatian dan waktu yang telah diberikan kepada peserta - Mengucapkan salam Menjawab salam X. EVALUASI Metode Evaluasi : Diskusi dan Tanya jawab Jenis Pertanyaan : Lisan Jumlah Soal : 5 soal LAMPIRAN MATERI a. Pengertian DBD Demam Berdarah Degue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Degue yang mengakibatkan demam dan bisa menimbulkan pendarahan dan berakibat fatal. b. Penyebab DBD Penyebab DBD adalah virus dengue yang sampai sekarang dikenal dengan 4 serotipe (Dengue-1, Dengue-2, Dengue-3, dan Dengue 4), termasuk dalam group B Arthropod Bone Virus (Arbovirus). Ke-empat serotipe virus ini telah ditemukan di berbagai di daerah Indonesia. Hasil penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa Dengue-3 sangat berkaitan dengan kasus DBD berat dan merupakan serotipe yang paling luas disribusinya disusul oleh Dengue-2, Dengue-1, dan Dengue-4. c. Tanda dan Gejala DBD Gejala awal demam berdarah tergolong luas dan mirip dengan infeksi virus pada umumnya, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, mual bahkan muntah. Beberapa mengeluh nyeri menelan dan terlihat tenggorokan memerah ( faring hiperemis, seperti pada radang tenggorokan) namun pada DBD jarang ditemukan batuk dan pilek. Walau demikian ada beberapa gejala demam berdarah yang khas, yang patut diwaspadai, yaitu: 1. Demam tinggi mendadak 2-7 hari. Kadang kala demam bersifat bifasik (seperti pelana kuda), yakni panas akan turun di hari ke 3 atau ke 4 tetapi hari berikutnya naik lagi. 2. Ruam pada kulit 3. Nyeri di belakang mata 4. Manifestasi pendarahan , yang ditandai dengan; A. Petekie , yakni bintik-bintik merah kehitaman pada kulit yang apabila kulit direnggangkan warna tetap terlihat. Inilah ciri khas bintik kulit pada DBD karena bintik merah akibat penyakit lain atau gigitan nyamuk akan tidak terlihat jika kulit direnggangkan. b. Mimisan (epistaksis) c. Muntah darah (hematemesis) d. BAB berdarah biasanya bewarna hitam (melena) d. Faktor resiko Ada beberapa faktor resiko yang menjadi penyebab penyakit DBD, yaitu : 1.Resiko identitas larva, 2.kepadatan hunian, 3.ventilasi, dan 4.kelembaban rumah E. Ciri-ciri DBD 1. Demam 2. Tanda-tanda perdarahan 3. Pembesaran hati (hepatomegali) 4. Renjatan (syok) 5. Trombositopeni 6. Hemokosentrasi 7. Gejala klinik lain F. Komplikasi DBD 1. Hepatomegali Sifat pembesaran hati : - pembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan penyakit. - pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit. - nyeri tekan sering ditemukan tanpa disertai ikterus. 2. Perdarahan Perdarahan ini terjadi di semua organ. Bentuk perdarahan dapat hanya berupa uji Tourniquet (Rumple Leede) positif atau dalam bentuk satu atau lebih manifestasi perdarahan sebagai berikut : Petekie, Purpura, Ekimosis, Perdarahan Konjungtiva, Epistaksis, Pendaharan Gusi, Hematemesis, Melena dan Hematuri. 3. Trombositopeni - Jumlah trombosit ≤100.000/μI biasanya ditemukan diantara hari ke 3-7 sakit. - Pemeriksaan trombosit perlu diulang sampai terbukti bahwa jumlah trombosit dalam batas normal atau menurun. - Pemeriksaan dilakukan pada saat pasien diduga menderita DBD, bila normal maka diulang tiap hari sampai suhu turun. 4. Gejala klinik lain - Gejala klinik lain yang dapat menyertai penderita DBD ialah nyeri otot, anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare atau konstipasi, dan kejang. - pada beberapa kasus terjadi hiperpireksia disertai kejang dan penurunan kesadaran sehingga sering di diagnosis sebagai ensefalitis. - Keluhan sakit perut yang hebat sering kali timbul mendahului perdarahan gastrointestinal dan rejatan. E. Cara pencegahan penyakit DBD 1. Minum yang cukup, jenis minuman yang bisa dikonsumsi adalah minuman elektrolit, diselingi minum sari buah-buahan (tidak harus jus jambu) dan ukur jumlah cairan yang keluar dan yang diminum . 2. Upayakan untuk makan dan istirahat yang cukup 3. Untuk perlindungan gunakanlah obat anti nyamuk yang mengandung DEET saat mengunjungi tempat endemik dengue. 4. Cegah perkembangbiakan nyamuk dan kenali tanda dan gejalanya. 5. Buang sampah pada tempatnya dan perbaiki tempat penyimpanan air untuk mencegah nyamuk berkembangbiak dengan menutup tempat penampungan, mengosongkan air tergenang dari ban bekas, kaleng bekas, dan pot bunga. 6. Pada pasien DBD tidak boleh diberikan asetosal, aspirin, antiinflamasi nonsteroid karena potensial mendorong terjadinya pendarahan. 7. Melakukan abatesasi tempat-tempat penampungan air untuk mencegah berkembangbiaknya nyamuk. Untuk abate yang ditaburkan kedalam bak tendon air, satu sendok makan abate untuk bak berukuran 1m x 1m x 1m atau dinding bak air sehingga kalau ada jentik, jentik akan mati. F. Penanganan DBD di rumah dan di pelayanan kesehatan Pasien DBD dapat berobat jalan, jika perlu dirawat. Pada fase demam pasien dianjurkan 1. Tirah baring, selama masih demam 2. Obat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan. 3. Untuk menurunkan suhu menjadi < 39 derajat C, dianjurkan pemberian parasetamol. Asetosal/salisilat tidak dianjurkan (indikasi kontra) oleh karena dapat menyebabkan gastrisis, pendarahan, atau asidosis. 4. Dianjurkan pemberian cairan den elektrolit per oral, jus buah, sirop, susu, disamping air putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 hari. 5. Monitor suhu, jumlah trombosit dan hematokrit sampai fase konvalesen. G. Demonstrasi ttg kegiatan 3M ..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar